Monday, July 21, 2014

Segoan: The Dancing Rice

di antara menjamurnya tempat makan yang mengusung kuliner asing, segoan muncul sebagai ‘anak baru’ di bilangan kemang. cita rasa nusantara khas makanan rumahan menjadi ciri khasnya.

segoan diambil dari bahasa jawa ‘sego’ yang berarti nasi. ya, restoran mungil ini memang memilih masakan khas jawa sebagai identitasnya. salah satu dari kelompok empunya, bitha, sebelumnya telah mendiami surabaya selama sekian tahun. dari situ, ia kerap rindu akan nikmatnya racikan menu-menu tradisional asal ibukota jawa timur tersebut.

kesan sederhana sekaligus ceria terlihat dari konsepnya yang DIY dan penuh warna. hiasan-hiasan dinding seperti tirai buatan tangan dan pajangan kepala rusa berbahan kayu menjadi sebagian elemen yang mempercantik restoran berkapasitas 40-an orang ini. pada hari itu, saya memilih sebuah spot di bagian pojok yang menghadap ke jendela luar, lalu mulai mempelajari buku menu dengan sampul yang terbuat dari jahitan kain perca.


wah, ternyata soal menu pun juga menganut paham ‘DIY’. pertama-tama pilih dulu jenis nasi yang diinginkan (nasi putih, nasi merah, nasi kuning, atau nasi gurih), lalu lauk dan sayur, selanjutnya tinggal lengkapi saja dengan sambal atau kerupuk. sistem pemesanan ini juga mengingatkan kita akan warung nasi pinggir jalan, bukan?

urusan lauk, segoan memiliki variasi jagoannya sendiri. seperti olahan ayam misalnya. pengunjung bisa pilih mau dibakar atau digoreng. bumbunya meliputi rica-rica, cabe ijo, bumbu rujak, hingga lengkuas. dengar-dengar, ayam goreng lengkuas disini merupakan favorit! terlepas dari itu, lauk-lauk rumahan lainnya tentu turut tersedia, seperti tumisan kikil sapi, dendeng ragi, sambel goreng udang, hingga tak ketinggalan rawon. 
 
saya pun merasa penasaran dengan 2 menu lauk yang kabarnya juga laris manis di segoan. pertama ialah krengsengan lidah sapi. ah benar saja, perpaduan kecap manis dan petis yang menyelimutinya bergumul dengan apik di dalam mulut. lidah sapi yang dicacah dadu pun terasa nikmat apalagi tatkala disantap bersama nasi pulen nan hangat. sedangkan menu satunya lagi tak lain dan tak bukan ialah cumi tinta. kenyal, empuk, dan gurih adalah karakternya. kini ia menjadi sedikit lebih pedas berkat racikan cabai merah yang terdapat di dalam ‘tinta’ hitamnya yang pekat. cita rasanya yang amat familiar sanggup membangun rasa rindu pada masakan si mbok di rumah dulu. sebagai pelengkap, silahkan taburi serundeng, oncom, kering tempe, atau kentang rebon untuk menambah tekstur renyah.




bagi sebagian besar orang indonesia, rasanya makan nasi masih belum pol jika minus kehadiran sambal. untuk itu, segoan berkreasi melalui 10 jenis sambal yang dapat dipilih sesuai selera. ada sambal bajak, sambal teri, sambal matah, sambal dabu-dabu, dan juga sambal rujak yang segar. hidangan pun kian sempurna dengan gorengan buatan segoan yang berukuran jumbo, seperti tempe mendoan dan bakwan jagung. mantap!

sesi makan-makan sekaligus bernostalgia di sini lengkap sudah dengan alunan lagu-lagu jadul era tahun 60 dan 70-an. saatnya menutup dengan minuman yang tak kalah klasik. sebutlah SAP mocca dan badak yang saat ini sudah terbilang nyaris langka di jakarta, atau yang lebih tradisional, yaitu teh sampah dari racikan jahe, kayu manis, gula merah, dan lain-lain. 


segoan layak dijadikan rekomendasi bagi yang merindukan masakan sederhana di antara lingkungan yang hip dan strategis. ingin dijadikan tempat berkumpul dengan teman-teman atau keluarga sembari mengagumi variasi menu makanan dan minuman klasik zaman kecil dulu? monggo.


(photos by: hardiman widjaseno)



Segoan
Jl Kemang Raya no. 69C (Lantai 2)
Ph: 08170071640
Opening hours: 11.00 – 21.00
Price range: Rp 5.000 – 55.000
Instagram: @segoanjkt

Tuesday, July 1, 2014

Prime Cuts: Quality in Every Bite

there’s always time for quality steak once in a while. untuk itu, saya berkunjung ke sebuah restoran yang menyajikan khusus santapan steak dalam kualitas yang boleh diadu. prime cuts namanya.

kesan formal membalut restoran yang terletak di city plaza, kawasan perkantoran kuningan ini. lapisan pintu kaca beraksen emas memang cukup ‘mengintimidasi’, tapi sekalinya melangkah ke dalam, suasana hangat pun datang menyapa. prime cuts merupakan bagian dari grup yang juga menaungi restoran spanyol tapas movida. kali ini ia mengusung tema new york city sebagai konsepnya. hal ini jelas terlihat dari lukisan bergambar gedung-gedung perkotaan khas the big apple tersebut dalam warna-warna cerah yang terdapat di salah satu sisi dinding.



prime cuts memang ingin mengangkat konsep wine pairing. maka dari itu, ia menjamin daging steak yang disediakan memiliki kualitas premium (dari situ juga lah nama prime cuts tercipta). jenis daging yang ditawarkan pun beragam. ada yang berasal dari australia (australian organic natural grass fed yang memiliki kandungan omega-6 dan omega-3S), argentina (argentina grass fed dengan kolesterol rendah), hingga jepang (kobe dan wagyu).


saya pun membuka dengan appetizer jumbo prawn cocktail. tidak salah memang disebut jumbo, karena ukuran porsi berikut udang yang digunakan betul-betul besar. truthfully, this is probably the freshest prawn ive ever had! tampilannya sendiri cantik, dengan udang dan salad ditempatkan dalam gelas lebar. sebagai pembuka, jumbo prawn cocktail ini terasa segar dan creamy. pas untuk membangkitkan selera demi menyambut hidangan berat selanjutnya.

tak lama kemudian, primadona yang ditunggu-tunggu pun menampakkan diri di atas meja. ia merupakan salah satu hidangan klasik favorit, yaitu surf and turf! lagi-lagi sang udang jumbo hadir, namun kali ini ia ditemani oleh 150 gr tenderloin dengan tingkat kematangan medium. sang daging terlihat tebal dan kokoh, tapi ia dapat dibelah dengan mudah. gradasi warna dari cokelat matang hingga merah muda ke bagian dalam terlihat apik. cita rasa yang sedap dan juicy sudah timbul bahkan dari gigitan pertama. it was a perfect kind of steak, apalagi dengan tambahan saus pendamping yang bervariasi. ya, bebaskan selera melalui pilihan-pilihan menggoda seperti red wine, bearnaise, marrow, bourbon, atau café de paris. prime cuts juga memiliki aneka side dish yang dapat ditunjuk langsung untuk melengkapi main course. di antaranya ada grilled asparagus, macaroni cheese, saute wild mushrooms, hingga lyonnaise potatoes. sulit rasanya untuk menyebutkan satu per satu di sini karena jenisnya yang begitu banyak.



acara santap bersama pasangan pun akan semakin berkesan melalui signature mocktail dan cocktail kreasi prime cuts. oh ya, area di restoran ini terbagi atas dining dan bar. maka sah-sah saja jika ingin sekedar menikmati segelas cocktail sembari berbagi cerita di depan para bartender yang tengah beraksi.

sebagai penutup, jangan dulu beranjak pulang sebelum mencicipi cheesecake yang ada di prime cuts. awalnya, saya diwanti-wanti bahwa ini bukanlah cheesecake ‘biasa’. setelah dicoba, nyatanya hal itu terbukti. kombinasi adonannya tidaklah padat seperti kue, melainkan sungguh moist, bak sedang menyantap mousse dengan rasa cheesecake. saya perlu beri dua jempol untuk dessert yang satu ini!

prime cuts buka pada jam lunch dan dinner, maka segera pastikan waktu dan area pilihan ya.


(photos by: sofyan effendi)


Prime Cuts
Wisma Mulia City Plaza, Upper Ground Level
Jl. Gatot Subroto No. 42, Jakarta
Ph: 021 29306631 / 0812 97000 132 (early reservation is suggested)
Opening hours: 11.30 - 14.30 (lunch), 18.00 - 22.00 (dinner)
Note: Special for weekend Prime Cuts only serves dinner

Polim Cha Chaan Teng Hong Kong Style Tea Restaurant

ide ini berawal dari sepasang suami istri, teddy dan novi, yang memang sudah sering bolak-balik berkunjung ke hong kong. sebagai pecinta makanan, tentu kuliner di sana tidak luput mereka jajal satu persatu. lama kelamaan mereka kerap merindukan cita rasa makanannya, terutama yang dijajakan di pinggir jalan. akhirnya, polim cha chaan teng (PCCT) pun dibuka. cha chaan teng memiliki arti ‘warung teh’ dan polim diambil dari lokasinya yang terletak di jl. panglima polim.



menurut novi, jenis-jenis makanan yang disediakan di restoran yang memiliki cat berwarna merah menyala pada bagian depannya ini adalah menu-menu yang sering ditemui jika berkunjung ke kedai-kedai teh di hong kong. salah satunya adalah milk tea. kebanyakan penduduk di sana tidak mengonsumsi kopi ketika hendak bekerja, melainkan diganti dengan ‘lai cha’ (milk tea). HK lai cha terdiri dari racikan teh hitam demi memunculkan aroma istimewa. PCCT turut berkreasi melalui champagne HK style yuen yeung. bukan, ia bukanlah sampanye. melainkan segelas kopi dan milk tea yang ditempatkan dalam sebuah wadah penuh akan serutan es. selain agar tetap dingin, hal ini bertujuan untuk menghindari perubahan rasa yang kerap terjadi saat es mencair di dalam minuman.



utamanya, minuman ini disandingkan bersama crispy bun. dua bongkah roti ini dimasak hingga garing, lalu dilapisi susu kental manis. nikmat nian disantap selagi panas dengan lapisan luar roti yang mengilat. hebatnya, ia tetap terjaga renyah diluar dan empuk pada bagian dalam.

atmosfer family restaurant terasa sangat kental di sini. kapasitasnya pas, tidak terlampau lowong, namun juga tidak akan membuat para pengunjungnya berdesak-desakan.  PCCT mengadopsi gaya tiongkok sebagai tema desainnya. hal ini dapat dilihat dari lambang naga dan warna emas yang menghiasi langit-langitnya. satu yang perlu ditekankan, restoran ini cukup strict untuk aturan non MSG dan halal. jadi silakan bernapas lega karena sajian-sajiannya dijamin ‘aman’ dan lebih sehat.


absennya MSG ternyata tidak mengurangi cita rasa masakan-masakan dapur PCCT. buktikan sendiri dengan si menu favorit, HK beef brisket noodle! semangkuknya dijejali oleh mie impor dari hong kong yang berukuran tipis dan kenyal. ia disantap bersama daging sapi yang sudah dimasak semalaman hingga memiliki tekstur luar biasa empuk. kuahnya sedikit mengingatkan akan rawon, dengan tampilan berwarna gelap dan memiliki semburat rasa manis gurih. memang, rasanya sedikit lebih light dibandingkan mie pada umumnya yang menggunakan bumbu penyedap. Namun hal ini dapat disiasati dengan menambahkan chili oil atau kecap asin yang tersedia meja. HK beef brisket noodle ini bisa dipilih dalam versi kuah atau kering. both still taste lovely nonetheless!


masih dari kategori menu berat, PCCT memiliki variasi baked rice yang mengenyangkan. bagaimana tidak, sajian nasi dimasak kembali bersama mentega dan mozzarella cheese. untuk isiannya, anda bebas pilih mau menggunakan ayam, seafood, daging sapi, atau bumbu kari. yang pasti, seluruh pilihan terasa creamy di mulut.


perut sudah mulai penuh terisi, tapi rasa penasaran masih belum cukup terpenuhi. untuk itu, saya pun memesan satu menu sampingan yang menarik. ia tak lain dan tak bukan adalah bacang. eits, ia bukan bacang biasa karena isinya disesaki oleh telor asin, daging giling, dan jamur. kombinasi yang ramai ini nyatanya sukses menghasilkan sensasi yang begitu gurih dan kaya akan rasa. bahkan ada tekstur kesat dari si telor asin, membuatnya semakin berkesan. Ia pas sekali dicocol bersama chili oil.

petualangan kuliner ini pun berakhir dengan red bean ice kakigori sebagai penutup. bisa ditebak, dessert ini dibanjiri topping kacang merah, susu, es serut, serta mochi berwarna-warni. segar! PCCT dapat menjadi pilihan untuk mengobati rasa rindu akan kuliner khas hong kong, atau mungkin sekedar mencoba pengalaman baru dalam bersantap. do give it a try!


(photos by: hardiman widjaseno)


Po Lim Cha Chaan Teng
Jl Panglima Polim V No 1 
Jakarta Selatan
Price range: Rp 20.000 – Rp 75.000
Opening hours: 10.00 – 21.00 (Weekdays), 09.00 – 10.00 (Weekend)
Instagram: @polimcct