Bertempat di
Magnolia Ballroom, Hotel Grand Mahakam, pada 14 Januari 2015 silam,
desainer muda nan berbakat ini menggelar pagelaran busana istimewa yang
diperuntukkan untuk menyambut Tahun Baru Imlek. Koleksi yang terdiri atas baju cheongsam dan gaun
ini diluncurkan dengan tema “La Vie” yang dalam bahasa Perancis berarti
“kehidupan”. Tema ini turut diembuskan lewat dekorasi fashion show yang
erat akan suasana alam, seperti tanaman dan taburan bunga. Malam itu
pun terasa begitu memukau ketika satu per satu hasil karya Yosep
dipamerkan di atas panggung. Baju-baju cheongsam tersebut didesain
dengan sangat apik, terlebih melalui aksen-aksen detail ornamen Tiongkok
layaknya burung, bunga, serta mutiara yang didukung dengan material
brokat, kain sutra, dan satin yang semakin menguatkan kesan klasik nan
elegan.
Potongan-potongan baju pun dibentuk agar menyesuaikan lekuk tubuh sang pemakainya. Rupanya, setiap gaun memiliki cerita dan karakter tersendiri. Perpaduan warna putih, merah, dan hitam pada koleksi ini mencerminkan makna kelahiran, perjuangan, tantangan, hingga akhir dari kehidupan.
Selain koleksi cheongsam, desainer lulusan ESMOD dan Lembaga Tata Busana Susan Budiharjo ini juga memperkenalkan beberapa gaun malam rancangannya yang menggunakan kombinasi bahan sutra, satin, dan brokat. Detail payet yang termasuk salah satu keahlian Yosep tentu turut disematkan demi menyempurnakan kesan anggun serta menggoda. “Saya ingin setiap wanita merasa cantik mengenakan gaun saya,” tuturnya.
Tak lepas di situ saja, pagelaran “La Vie” juga disisipkan oleh kegiatan amal. Sebagian dari penjualan baju-baju ini akan disumbangkan ke Rumah Pandai, yakni yayasan yang membantu masyarakat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan dan terkena dampak bencana alam.